· julianalimin · My Trips · 5 min read
March 2010 London Trip – Part 2
Seperti yang g beritahu dalam Post g sebelumnya, g berada di London selama seminggu untuk Implementasi Sunfish dan bertemu dengan user dari Aberdeen (Scotland), Norway, Pakistan dan London. Dan ini bagian 2 dari pengalaman g.
Jalan-jalan di hari minggu
So, pada hari minggu g coba jalan-jalan kembali di kota London. Dan g bingung mau jalan kemana karena sepengetahuan g semua tempat wisata yang notabena Gratis sudah g kunjungin tahun lalu. OK, g tahu g kedengaran murahan banget (g dah bisa dengar orang-orang menjerit IYAAA pas baca kalimat ini) tapi di sisi lain pondsterling muahal banget. Rp. 15.000 = 1 Poundsterling. Dan kalau lo bayangin bahwa naik London Eye harganya sekitar 18 Pounds maka menjadi sekitar Rp. 270.000,-.
Kemarin malam pun saat makan malam, Erlina pesan Chicken Noodle Soup alias Mie ayam dan harganya sekitar 8 ponds = Rp. 120.000,-. Di Jakarta g bisa dapat 20 Mie Ayam dengan harga yang sama :|.
So, yang g lakukan adalah jalan dari Hotel Tophams lurus ke arah Buckingham Palace menuju ke (lagi-lagi) Big Ben dan London Eye. Dari sana ke toko Cindramata, lihat theater iMax (lihat theaternya bukan nonton didalam :P). Dari situ niatnya mau ke London Bridge dan g nyari Bis yang bisa bawa kita kesana tapi entah kenapa 2 stasiun bis yang g kunjungin tulisannya “Bus not Operating” :(. Terus pas di yang ke-3 bisnya ga kunjung datang-datang akhirnya kita sudahi saja jalan-jalannya. Sayang sih udah jauh-jauh kesini ga kemana-mana tapi kenyatannya kalau lo ga punya uang kemana-manapun ga enak. Di sisilain g rasa banyak orang yg tidak sependapat sama g, dan g semestinya research situs-situs buat tempat jalan gratis. Karena kecapaian pada hari tersebut akhirnya kita pulangnya jam 5 dan g sama erlina janjian untuk teleponan jam 7 untuk makan keluar.
Tapi g ketiduran sampai pagi……
Pertimbangkan perbedaan waktu antara Indonesia dan Inggris.
INGGRIS = GMT
INDONESIA = GMT +7
Ya wajar dong kalau sore gitu udah ngantuk karena jam 5 sore di UK adalah jam 12 malam di Indonesia.
Suasana kerja di London
Kalau suasana kerja di London itu hangat. Masyarakat sini benar-benar memperlihatkan keramah tamahan London, dan g senang cara mereka kalau mendengar cerita kita. Selalu saja ada kata-kata “Perfect”, “Wonderfull”, “Delightly”, dsb. G ga biasa dengar orang bicara seperti itu karena di Jakarta sedikit sekali basa basi, atau mungkin di IT sedikit basa basinya? Pada hari senin g sampai di kantor klien g pukul GMT 08:00, dan tidak ada orang. G disuruh tunggu sama receptionist padahal g kira orang London tepat waktu. Mungkin karena hari senin.
Yang unik adalah setiap makan siang itu kita makan sandwich-sandwich. Kalau di Jakarta g makan nasi Padang atau apapun tapi harus ada nasinya. Nah disini dikasih sandwich-sandwich kecil dan buah-buahan, erlina kayanya susah biasain diri. G di sisilain tetap ngunyah aja :D.
Makan siang… mana kenyang!?
G pernah ingat dapat email tentang perbedaan orang barat dan orang timur, dimana orang barat biasanya makan-makanan dingin di pagi dan siang baru makanan hangat di malam hari sedangkan orang timur dari pagi sampai malam makanan hangat.
Terus kalau jalan-jalan di kota London rasanya kaya hidup di katalog baju, semua orang baik cewe maupun cowo make boot-boot keren, baju keren, celana keren, mantel keren. Belum lagi wajah dan gaya rambut, g mikir gimana Jepang ya (semoga suatu saat g bisa liburan kesana). Bawaannya tuh g minder dan pengen beli baju, padahal di Indo g tuh cuek-cuek aja.
Sepak Bola
Suasana sepak bola tidak terlalu terasa di London, g kira semua orang bakalan ngerti bola dan semua orang fanatik kenyataannya ga begitu. Ada olah raga cricket dan rugby yang juga digemarin sama orang. Sayangnya saat berada di sana erlina sakit, akhirnya kita pergi ke dokter perusahaan miliknya klien g. Dan pas disana g heran ko banyak foto-foto orang terkenal pas g perhatiin dari dekat ada tanda tangan semua.
Saat dia lagi meriksa erlina g lihat di lemari dia ada foto yang kynya g kenal. Pas g mendekat ternyata foto si dokter bareng Angellina Jolie dan ada satu lagi bareng Keira Knightley. G terpana. Si dokter senyum bilang mereka sering kemari (mulut g mangap). Lalu dia nanya kamu suka Chelsea? What? dia bercana kali? Dia bilang kemarin dia nonton Chelsea vs Inter dan duduk di box, dia dapat kelebihan karena dia dokter keluarga-keluarga pemainnnya. Dan dia ngasih lihat foto anaknya pas pertandingan kemarin bareng Diego Maradona. Ga bisa dipercaya. G mungkin pingsan kali kalau kejadian.
Kita chit chat sedikit tentang bola, tapi g pikir kasihan erlina kan dianya lagi sakit. Pas mau balik dia bilang, “hey, lain kali kalau ke sini lagi hubungin g. Nanti g bisa atur tiket Chelsea buat lo”. OMG. Udahannya g senang banget, tapi g pikir aturan g tanya ya, “bukannya mahal ya dok?”. Takutnya g hubungin terus dia ngasih harga, jiaaahhhhhhhh.
Foto lama g di Stamford Bridge
Chelsea vs Inter
Pas g disana kebetulan lagi ada pertandingan Liga Champions Chelsea vs Intermilan. Bayangin Jose Mourinho – The Special One balik ke Stamford Bridge sebagai manajer Inter dan akan melawan mantan team asuhannya. Aihh, g langsung nyari tiket dan ternyata harga satu tiket sekitar 7 juta rupiah. Itu juga duduk di ujung stadion. Terus g pikir mau ke stadionnya sama erlina, kan biasanya ada screen raksasa buat nonton. Pas nanyan teman yg kerja disana bilang, JANGAN. Mereka itu kalau kalah bisa violent. Mending lo nonton di Hotel kamu aja, atau ke Pub. Well, pas g ke hotel ternyata ga ada Sky Sports 2 (grrrrrrr) dan mau ke Pub si Erlina ga brani. Akhirnya g nyari di Inet apakah bisa nonton yang langsung dan gratis. Ga ada yang bisa, akhirnya cuman dengar Live Komentator dari inet. Mending di Indonesia nonton di RCTI (huaaaaaaa).
Tapi g bilang ke semua orang kalau g nonton di Stamford Bridge, so bakalan ketahuan siapa yang baca Blog g dan siapa ga :P.
Andai g bisa nonton di Stamford bareng si Dokter itu…
Sekian dulu deh untuk Part II nya. Sampai ketemu di Part berikutnya sebagai penutup dan pengalaman pulang. Dan percayalah, itu adalah pengalaman yang paling tidak terlupakan.