· julianalimin · My Trips · 9 min read
End of the Trilogy - March 2010 London Trip Part 3
Inilah bagian terakhir dari 3-part cerita London Experience g. So please enjoy dan g bisa janjiin bahwa ini adalah bagian paling kocak dan naas dari pengalaman g. Ceritanya dimulai dari keinganan g ingin beli sepatu sampai bagaimana akhirnya g bisa sampai di Singapore.
BELANJA DI LONDON
G datang ke London dengan satu niat mulia, beli sepatu bola. Bayangin gaya g datang ke lapangan Futsal mengenakkan sepatu baru yang g beli di London, ihh bangganya. Kemungkinan cuman ada 2:
- G bermain begitu memukau sampai-sampai semua orang terpana, atau
- G begitu bangga sampai-sampai g habisin waktu nyengir sendiri kaya orang gila dan ga mau nyentuh bola karena takut sepatu g kotor, ehh tapi mungkin ada kemungkinan ketiga
- Semua orang berbalap-balapan pengen kenalan (nginjek) sepatu baru g sehingga g sibuk kabur dari mereka
Adidas Predator, I Want You !
Lalu g lakukan hal yg pertama terpikirkan oleh g, g foto-foto baju-baju, sepatu-sepatu yang sale dan jersey bola lalu g publish di facebook dengan niat mumpung di london dan siapa tahu ada yang mau nitip (dan siapa tahu ada yang ngasih uang lebih dan bilang anggap aja ongkos kirim jul). Dan ternyata orderan banyak banget! Ok, ada sekitar 5 sepatu bola, 6 jersey bola, 8 kaos london dan beberapa cindera mata.
Nah pas g ke toko bola dan mau beli ternyata ukurannya banyak yg dah habis (maybe karena sale?) dan ternyata buanyak banget yang tulisannya (jangan kaget) made in indonesia. Whaattt!!?!?!? Masa jauh-jauh ke UK buat beli barang buatan indonesia. Ga sepatu, baju bola dan celana bola. G langsung mikir kalau pasti pada protes karena tulisannya Made in Indonesia. Akhirnya g batalin beli aja semuanya. Padahal dah survey, bandingin harga, dsb. Di sisi lain g bangga sih buatan Indonesia bisa laku di UK :D. Dan ternyata di kemudia hari dan melakukan perbandingan harga di Jakarta dan Vietnam g temukan bahwa memang buatan Indonesia yang terbaik dan harganya di Indonesia dan Vietnam justru lebih mahal dari UK 🙁 🙁 🙁 . Tahu gitu g lebih berusaha untuk beli deh.
Banggalah sama produk Indonesia
London to Singapore – BAGIAN NAASnya
So, pasti pada bertanya kenapa menurut g di London ada kejadian yang amat sangat naas. Seperti kalian tahu di post g sebelumnya, erlina sakit di London. Well, hal seperti ini bisa saja terjadi. Dulu waktu tugas di Bandung g pernah sakit dan ada Indra yang temenin g periksa ke RS terdekat (ga ada dokter rumahan saat itu). Untungnya hari kamisnya hari libur, tapi karena Indra pulang duluan ke Jakarta g jadi sendirian di Mess dan tidak bisa berbuat apa-apa… Dan g juga ingat waktu tugas di Surabaya g sakit saat proses implementasi. Akhirnya minta ketemu dokter perusahaan klien g. Dikasih obat dan g mengumpulkan tenaga agar bisa pulang naik pesawat. Walau keringat dingin bercucuran. Pas pulang g kena Tipes (kata dokter) dan pas periksa lagi ternyata kena Hepatitis dan dirawat deh. Makanya jadi pelajaran kalau tugas harus makan teratur, makan yang terjamin/bersih, cukup tidur dan jaga kesehatan.
Kalau ga lo berakhir di Rumah Sakit…
Nah waktu hari Kamis karena wajahnya pucat g suruh balik ke kamar hotel dan kerja setengah hari. Hari Jum’at dia ga masuk dan di hotel seharian. G pun bekerja sendiri sampai magrib. Udahannya g sama Erlina makan dulu di luar dan berangkat ke Bandara naik Kereta. Soalnya kita udah beli tiket kereta Heathrow Express yang PP. Kan sayang kalau ga dipakai. Pas naik Heathrow Express ternyata harus nunggu dulu sekitar 25 menit baru keretanya jalan. G bilang sama Erlin, “Nanti begitu sampai kayanya kita harus lari deh.”. Begitu sampai di Bandara kita berlari-lari sampai ke terminal C tempat Emirates. Menuju meja check-in tapi ko lampunya redup dan ada suara jangkrik?!? Ada orang Emirates lewat, pas ditanya Check-In dimana? Dia jawab, you’re late…… AAAAAHHHHhhhhhhhhhhhh!!!! Pesawat Take off jam 22:00 dan g sampai jam 21:20. Pikiran g langsung macam-macam. Jangan-jangan g harus beli tiket lagi seharga 950 USD per orang. Mana ada uang. Atau g harus bayar sekitar 10-20% persennya?
G menuju counter Emirates dan dia bilang You’re Late. Dalam hati menjawab, iya g tahu. Ga usah dibilangin juga g udah sadar. Sekarang harus gimana. Dengan wajah ramah g bertanya apakah dia bisa bantu g untuk naik ke pesawat itu. Dia bilang andai kita kasih check-in, kamu masih harus lewat imigrasi, dan menuju ke pesawatnya. Hmmm tidak bisa, kata dia. Well, menurut g sih bisa tapi g udah ga bisa berbuat apa-apa lagi. Udah mulai panik, tapi sebagai seorang Senior Project Manager g harus tetap tenang dan fokus (walau sebetulnya sebagai Senior Project Manager seharusnya g ga telat ya…). G tanya lagi bisa bantu kami? Dan dia ngasih g alternatif untuk pindah ke penerbangan hari berikutnya di jam yang sama, tanpa biaya tambahan :). Tapi g kan harus sudah sampai di Singapore kan hari Minggunya. Ya setidaknya ga ada tambah biaya, senangnya ga usah bayar lagi, tapi tetap tinggal dimana? Dia suruh coba lihat hotel di bagian arrival. Ya sudah deh kita menuju kesana.
Pas sampai disana dan memeriksa harga ternyata tinggal di Sheraton GBP 350. Gleebbbb, dengar jumlah uang segitu g hampir pingsan di tempat. Ada pilihan lain ga? Dia nanyain Price Range g, g jawab dibawah GBP 100. Dia nawarin di Comfort Hotel yang di kawasan bandara seharga GBP 80, kalau mau yang lebih murah mesti nyari di pinggiran London katanya. Waktu sudah menunjuk pukul 23:20. Ga usah deh bang (pakai bahasa inggris tentunya). G milih untuk tiduran di ruang tunggu, i can do it. Dan g tanya ke Erlina, kalau tidur disini kuat ga? Dia jawab, tenang saja. Tapi pas lihat wajah erlina yang masih sakit g ga tega… Ya sudah lah g pesan Hotel tersebut. Dan malam-malam menuju kamar hotel. Tempatnya lumayan, tapi cuman buat numpang tidur kan. Sampai di kamar langsung rebahan, gila cape banget kerja, ngejar pesawat, ketinggalan, mana harus sudah di Singapore hari Minggunya, terus Senin kerja lagi, dan tadinya niat pulang dulu buat ambil baju apakah sekarang harus langsung ke Singapore tanpa baju ganti? Begitu banyak pertanyaan, akhirnya ketiduran sendiri.
Hari besoknya, g dan Erlina pergi Breakfast dulu. Ini ga include di harga yang GBP 80, tapi setidaknya ini Full English Breakfast :D. Langsung pesan Sunny Side Up Eggs :D. Dan makan pilih yang hangat-hangat deh. Si Erlina juga udah sehatan wajahnya, mungkin karena obat dari dokter dan karena udah tidur. Setelah makan tiduran sebentar dan check out jam 11:35. Kalau lewat jam 12:00 harus bayar lagi soalnya…
Ssssttt, jangan bilang-bilang. Hari itu g ga mandi 🙂
Jadi jam 12:00 kita naik shuttle bus ke bandara (bayar 4 pounds per orang). Di bandara pas ketemu orang emiratesnya dia sebutin kalau ada penerbangan ke dubai jam 15:30. Dan connecting ke Jakarta sampai di Jakarta pukul 15:45. MAUUUUUU. Sebentar saya check dulu, g senyam-senyum :). Orangnya balik dan bilang, ternyata ga bisa. Ke Dubainya sih ada, tapi yang ke Jakartanya Fully Booked. Kalau kamu mau bisa coba ke Dubai tapi kalau ga ada yang ke Jakarta kamu harus menginap di Dubai. No Way menurut g, keluar uang buat penginapan lagi dong! Ya sudah langsung check in (biar ga telat lagi), lewatin imigrasi dan orangnya bilang, “You’ve got plenty of time to kill”. G jawab, “Yeahhh” sambil senyum. Mau gimana? Kita di bandara 12:45 dan filght 22:00. Jadilah kita bengong di ruang tunggu sampai malam. G lihat-lihat laptop, iPod Touch murah, dsb. Tangan g gatel buat ambil CC dari dompet dan beli :P.
Suasana naik Pesawat
Akhirnya naik pesawat juga, dan dalam benak g hanya satu yang terpikir: “Lo belum punya tiket ke Singapore!!!”. Setelah penerbangan yang amat sangat melelahkan g sampai di Jakarta. Tadinya mau menjerit, “AKHIRNYA!” sambil cium-cium tanah tapi kan malu-maluin. Tapi kita malah ke tempat pengambilan bagasi. Bagasinya Erlina sampai duluan dan dia pamit langsung. Ok, g bilang. Take care. G nunggu bagasi dan mau siap-siap langsung beli tiket ke Singapore diatas terus tidur di bandara dan menuju ke Singapore. Terus ada koper lewat, mirip banget sama punya g tapi ga punya roda… Ternyata memang koper g, dan roda bawahnya hilang. Ahhhh naas deh. Koper g rusak :’(. G menuju ke Customer Carenya Emirates dan minta dibantu. Ada prosedurnya, kopernya diambil terus diperiksa. Kalau ada sparepart ya dibenerin, kalau ga ya diganti yang baru. OK, g bilang dan mau buka koper. Ternyata gembok numeriknyanya rusak juga :(. Ya sudah dia mau ambil ke rumah g buat diproses tuh koper.
Foto Koper tanpa roda, tidak digambarkan wajah histeris g
G menuju keatas dengan koper yang terpaksa g tenteng, wuih ada syuting. G lihat di Ronal dari Extravaganza dan orang yang jadi si Lintang Dewasa di Laskar Pelangi. Bodoh ahh, udah harus cabut nyari tiket. Pas diatas ketemu Aline yang model sama pacarnya yang rada-rada bule. Biasalah, kiss-kiss bye dan acara sedih-sedih ditinggal. Maybe baru pertama kali ditinggal kali :-?. Pas diatas nyari tiket counternya tutup semua, ahhhh!!!!!! Ya sudah g pulang saja lah, nyari tiket online, sekalian mandi dan ambil baju ganti. G sampai di rumah, nyari tiket online, tidur jam 3:30 (masih Jet Lag) dan bangun jam 4. Langsung mandi dan naik taksi ke Bandara. (Gila ya schedule g).
Sampai di bandara bandingan harga antara SQ, Air Asia, Lion Air dan Garuda. Ternyata paling pagi Garuda (jam 06:00) dan harganya cukup murah. Naik itu aja, tapi g ga tahu pulang kapan. Apakah g ke Jakarta dulu atau harus ke Vietnam langsung. Jadi belinya One way Ticket saja. G ke Singapore naik Garuda, pas duduk langsung ketiduran. Terus 1/2 jam kemudian dibangunin pramugarinya. Mas, mau makan ga. Hmmmppffff. Ok lah, g makan omletnya garuda. Paksain makan, nanti sakit lagi. Terus tidur lagi 1/2 jam. Sampai di Singapore Terminal 1, g langsung menuju kereta ke Terminal 2. Dari sana naik kereta ke Orchard. Tapi sebelumnya teleponan sama klien bilang g telat dan datang habis makan siang. Ok katanya. Di Orchard g nyari-nyari Hotel Quincy dengan jalan kaki. Akhirnya sampai juga. Disana g lihat hotelnya lumayan keren dan unik. G masuk kamar diantar oleh reseptionisnya. Dia sebutin fasilitas-failitasnya yang cukup mengesenkan tapi g benar-benar kaget pas dia bilang mini barnya complementary semua. Aihhhh, berhubung g lapar g lihat Pop Mie sama kripik Lays. Makan siang itu deh sambil check email dan langsung menuju klien di Singapore. Dan cerita London g berakhir dengar g sampai di Singapore. Dan nanti g akan buat cerita tentang apa yang g lakukan di Singapore. Walau pada saat g publish tulisan ini, g sedang berada di Vietnam. Hehehehe. Naik pesawat melulu jadi berasa kaya George Clooney di Up in the Air (walau g belum sempat nonton filmnya).
Dan g melakukan segala hal diatas sambil mengenakkan Jas
Julian GM Alimin – Out