· julianalimin · Past Romantic Stories  · 4 min read

Saat Kukatakan padanya bahwa aku mencintainya

Ini pengalaman gue nembak seoarang Gadis, tetapi agar tidak boring gue tambahkan beberapa lelucon dan mengganti nama-nama pelakunya. Enjoy

Akhirnya g ketemu dia pada hari ini. G ajak dia ke tempat yang sepi karena g ingin katakan seuatu padany, sesuatu yang mungkin akan mengubah hubungan kita selamanya. G hany punya dua pilihan, mengungkapkan atau hidup selamanya dengan dia tidak mengetahuinya.

Julian : Hi, Mar. Kabar lo gmn ? (Sambil nyengir)

Mar: Kabar baik Jul. Ada apa nih, pakai ajak-ajak tempat sepi segala, mau bayar hutang ya ?

Dia tersenyum, senyumnya indah banget. G selalu lumer kalau lihat dia senyum, dan kaki g terasa lemah. Inilah alasan g sayang banget ama dia. G telah bingkai senyumnya, dan g simpan di Lemari Besi dalam Hati g.

Julian : Mar. (Memasang wajah serius) G mau ngomong ama lo, tapi lo ga perlu jawab ya.

Sepertinya Mar sadar kalau g memang serius. Dan sesuatu di wajahnya mengatakan kalau dia tahu apa yang akan g katakan.

Julian : Mar, g mau kl lo tahu kalau selama ini g sayang sama lo. Bukan hanya sebagai sahabat atau adik, tapi .. tapi g cinta ama lo.

Mar terlihat heran. Entah apa yang ia pikirkan?

Mar : Ini salah satu permainan lo lagi kan Jul? Lo selalu bilang kalau lo cinta ke semua cewe. Lo selalu bilang sayang ke semua wanita. Kapan bisa seriusnya sih.

Julian : Iya g tahu, itu emang kebiasaan g. Tapi itu bukan berarti bahwa lelaki yang bodoh ini tidak bisa sadar dan benar-benar jatuh hati pada seorang perempuan kan? Gimanapun juga g hanya lelaki biasa, yang juga bisa jatuh cinta.

Mar : Iya, ini keluar dari mulut laki-laki yang percaya pada Poligami!

G genggam kedua lengan dia, dan menatap ke wajahnya.

Julian : Percayalah itu semua hanya lelucon. Hanya candaan. Tapi perasaan g pada lo itu beneran. Tapi … g bukan memanggil lo kesini untuk bertengkar. G tahu kalau hubungan lo ama Nico udah mulai serius. Dan g yakin ga lama lagi g akan dengar kl lo berdua mau nikah. Dan percayalah, menurut g kalian adalah pasangan yang paling cocok di dunia ini. Yang satu cantik, yang satu tampan. Sedangkan g, ya Julian, hahaha.

Dan g lepaskan genggaman g ke dia.

Julian : Hanya saja, g rasa g ga akan bisa melepaskan lo, tanpa mengatakan ini pada lo sebelumnya. G dah melihat dunia dengan cara yang berbeda sekarang. G bahkan ga bisa lihat wanita lain tanpa membayangkan wajah lo. Setiap cewe yang g deketin, g bandingkan sama lo, dan percayalah, “Tiada wanita yang bisa mengalahkan semyumanmu!”. AAhhhhh (Julian menjerit) G dah mulai gila!

G ga kuat lihat wajah dia. G menunduk. Dalam rencana di kepala g semuanya begitu simpel.

  1. G bilang ama dia, kl g tergila-gila ama dia.
  2. G minta dia balik ke Nicholas.
  3. Dia berhenti menghantui pikiran g.

Sekarang emosi g meluap-luap. G ga bis mikir lurus. G takut dia menjerit, ngamuk dan pergi. Dan kita tidak pernah bisa berteman lagi. Padahal g butuh lihat wajah dia, minimal satu kali sehari untuk tetap bisa hidup. Ampun deh. Apa yang telah g lakukan.

Mar : Julian. G ga nyangka lo bisa suka ama g (dia tersenyum). G kan bukan siapa-siapa, dan hanya wanita biasa-biasa aja.

Tuh bener kan! Dia ngaku bilang kl dia biasa-biasa aja. Mungkin dia make susuk, atau g didukunin. Fiuhhh, Julian tenaaang dikit.

Mar : Iya, g dan Nico udah mau nikah.

G ga kuat mendengarnya. Akhirnya g dengar juga kata-kata ini keluar dari mulutnya.

Mar : Jadinya lo lah orang pertama yang tahu. Julian lo tuh tampan, dan gampang membuat cewe bertekuk lutut pada lo. Lo bakalan melupakan g dalam waktu singkat.

Mar : G ga pernah minta biar lo suka sama g. Dan g ga pernah berniat membuat hidup lo merana. Hal-hal seperti ini memang tidak bisa diatur. G sayang sama lo, namun hanya sebagai sahabat. Lo teman terbaik yang bisa g minta. Enak diajak curhat, bisa diminta pendapat, dan lo bahkan punya banyak sifat yang lebih baik dari Nicholas. Cuman, g ga punya feeling apa-apa ama lo, Julian. Hal-hal seperti ini kan ga bisa diatur! Lo suka ama g, g suka ama nico.

G ga sadar apapun yang dia katakan. Yang jelas suara dia itu merdu banget. G sedang ditolak, tapi g ga bisa berhenti tersenyum. G suka banget cara dia nyebutin nama g. Julian.

Mar : Kita tetap bisa berteman kan?

Julian : Tentulah (sambil tersenyum)

Dan begitulah pengalaman g menembak dia. Cewe yang paling g cintai di dunia ini, dan g harus merelakan dia dengan lelaki lain, karena dia tidak pernah melihat g lebih dari sahabat.

Back to Blog